Kamis, 25 Agustus 2011

Lookibng Back



Ternyata, teman-teman saya di sekolah dulu,
yang sekarang hidupnya sejahtera
dan berwenang, bukanlah para juara kelas;
tapi siswa-siswa - termasuk saya,
yang tersiksa dengan lambannya pengertian,
yang bergulat melawan rasa malas,
dan yang minder tentang banyak hal.

But we are The Real Fighters,
yang tetap bertahan belajar
walau apa pun yang menghalangi,
yang tidak harus menjadi juara,
tapi lulus dan meneruskan kehidupan
dengan hati yang baik.

Terima kasih Tuhan.
 

Renungan

Sebuah bangsa tidak mungkin damai
jika rakyatnya belum dapat sepenuhnya
mempercayai kejujuran pemimpinnya.

Dan pembangunan menjadi terhambat,
jika tenaga bangsa disia-siakan
dalam perbantahan antara rakyat
yang menuduhkan ketidak-jujuran
dan pemimpin yang tak dipercayai penjelasannya.

Maka, marilah kita menghindarkan diri
dari kesia-siaan,
dan belajar dan bekerja dalam iman,
kejujuran, dan cinta kepada keluarga dan sesama.

Marilah kita membangun Indonesia yang jujur.
 

  • Senin, 22 Agustus 2011

    Nasehat Bulan Ramadhan

    Bulan Ramadhan merupakan angin segar surga yang setiap tahunnya menghampiri manusia di dunia materi ini. Selain itu, Bulan Ramadhan disebut-sebut sebagai jamuan ilahi yang juga peluang bagi setiap manusia untuk mencapai kesempurnaan diri. Ramadhan adalah bulan penyucian diri, takwa, istighfar dan taubat. Semua itu menjadi peluang luar biasa bagi manusia untuk memaksimalkan diri pada Bulan Ramadhan.
    Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran dalam pertemuannya dengan para pejabat Iran, hari Ahad lalu (7/8/2011), menekankan urgensitas Bulan Ramadhan dan menyampaikan berbagai masalah dalam negeri dan luar negeri.
    Ayatollah Tabrizi
    Dalam pertemuan itu, Rahbar seraya menyinggung perkataan seorang arif tersohor dan faqih, Ayatollah Mirza Javad Maleki Tabrizi, menjelaskan keberkahan bulan Ramdhan. Ayatollah Tabrizi dalam bukunya yang berjudul "Al-Muraqabaat" mengatakan, "Puasa merupakan hadiah ilahi yang dipersembahkan kepada hamba-hamba-Nya dan orang-orang mukmin." Ayatollah Tabrizi menyebut puasa sebagai kehormatan, bukan kewajiban yang memberatkan manusia atau taklif. Dalam ungkapannya, Ayatollah Tabrizi mengatakan, puasa itu sendiri menyebabkan rasa syukur bagi manusia. Untuk itu, manusia harus berterima kasih kepada Allah Swt karena mendapat kenikmatan puasa pada bulan Ramadhan.
    Masih mengenai perkataan Ayatollah Tabrizi soal puasa, Rahbar menjelaskan bahwa rasa lapar dan haus orang-orang mukmin di bulan Ramadhan membuat hati mereka bersih. Kebersihan hati yang dihasilkan dari puasa akan menjadikan manusia siap untuk merenungkan maarif ilahi dan mencapai takwa. Menurut Ayatollah Tabrizi, perenungan ini berhubungan dengan batin, jiwa dan hati manusia yang tentunya akan menyingkap hakekat dan membuka pintu hikmah bagi manusia.
    Ayatollah Al Udzma Ali Khamenei dalam khutbahnya mengajak semua pihak supaya memikirkan masalah kematian dan berlalunya umur. Sebab, perenungan soal kematian dapat menumbuhkan rasa takwa. Terkait hal ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran mengatakan, "Marilah kita berpikir tentang umur. Umur adalah modal utama bagi setiap manusia. Semua kebaikan dapat diraih melalui umur dan waktu cepat berlalu. Modal ini dapat menjadikan manusia meraih kebahagiaan abadi dan surga."
    "Marilah kita renungkan cepat berlalunya jam kehidupan, waktu pada siang dan malam hari. Kita harus memperhatikan berlalunya waktu ini. Secara perlahan, modal ini terus akan berkurang. Untuk meraih kebahagiaan akherat, bagaimana kita harus menggunakan modal itu. Dimanakah penggunaannya? Merenungkan kematian, meninggalkan dunia materi, keluarnya ruh dari badan, bertemu dengan malaikat maut, semua ini akan dialami oleh manusia. Setiap jiwa akan merasakan kematian (Surat Al Imran ayat 185). Saat itu, bagaimana kondisi kita? Hati kita saat itu berada dalam kondisi apa? Ini adalah di antara poin yang terus harus dipikirkan dan direnungkan. Perenungan masalah-masalah seperti ini adalah di antara hal yang mendasar dan penting, " jelas Rahbar di hadapan para pejabat Iran.
    Doa Makarimul Akhlak
    Dalam bagian lain khutbahnya, Ayatollah Khamenei menekankan pentingnya merenungkan kandungan-kandungan doa. Rahbar menyebutnya sebagai jalan untuk mencapai ketakwaan. Dikatakannya, "Sarana lain untuk perenungan adalah doa-doa. Kandungan doa yang penuh bobot sangat luar biasa."
    Dalam menjelaskan doa Makarimul Akhlak dari Imam Ali Zainal Abidin as, Rahbar menyebutnya sebagai doa yang patut direnungkan dan bekal untuk menambah ketakwaan manusia. Kemudian Rahbar menyinggung bagian dari doa Makarimul Akhlak, dan mengatakan, "Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw dan keluarganya, jadikanlah saya sebagai hiasan orang-orang saleh dan terpuji, kenakanlah pakaian orang-orang bertakwa pada diriku untuk menyebarkan keadilan, meredamkan kemarahan, memadamkan api permusuhan dan perselisihan ummat, mempersatukan orang-orang yang berpecah belah serta meluruskan penyimpangan dan kerusakan di tengah masyarakat..."
    Lebih lanjut Rahbar menjelaskan kandungan doa tersebut. Di awal doa tersebut disebutkan, kenakanlah pakaian takwa kepada kami. Doa itu berartikan bahwa jadikanlah kami sebagai orang-orang saleh dan takwa. Rahbar mengatakan, "Imam Ali Zainal Abidin dalam doa itu menyebutkan 23 kali sehingga kita mengenal berbagai aspek baru terkait makna, pengertian dan aplikasi takwa." Rahbar kemudian menjelaskan pengertian pemerataan keadilan yang disebutkan dalam doa tersebut. Dikatakannya, "Keadilan di tengah masyarakat adalah keadilan hukum, keadilan distribusi sumber-sumber kehidupan di tengah masyarakat dan keadilan pembagian peluang yang benar kepada ummat."
    Ketika menyinggung pengertian pihak yang meredamkan kemarahan yang disinggung dalam doa tersebut, Rahbar menyebutnya sebagai orang-orang yang terpuji. Menurut Rahbar, mereka adalah orang-orang yang menahan kemarahan dan memaafkan manusia. Rahbar dalam khutbahnya juga menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa. Menurut Rahbar, ciri-ciri orang yang bertakwa adalah menciptakan perdamaian di tengah masyarakat.
    "Di antara perbuatan orang takwa adalah memadamkan api. Memadamkan api yang dimaksud adalah api perselisihan antargolongan, kelompok dan instansi. Semua pihak harus memadakamkan api perselisihan, bukan malah menyiram bensin di atas bara api dan terus menyulutnya, " jelas Rahbar di hadapan para pejabat Iran.
    Menghilangkan Permusuhan
    Ayatollah Al Udzma Ali Khamenei kembali menjelaskan ciri khas lainnya orang yang bertakwa Menurut Rahbar, di antara sifat orang yang bertakwa lainnya adalah menghilangkan permusuhan di tengah masyarakat.
    "Dekatilah orang-orang yang berpisah dari jamaah muslim (ikhwan) dan ajaklah mereka supaya bergabung kembali. Hantarkanlah orang-orang yang setengah jalan ke tempat tujuan yang dimaksud. Jangan lakukan perbuatan dan tindakan, serta keluarkan pernyataan yang membuat orang yang setengah hati menjadi kehilangan penuh semua keimanan mereka.... Lakukanlah sebaliknya. Lakukanlah perbuatan yang membuat mereka yang setengah hati, menjadi sempurna. Inilah di antara aplikasi takwa dan cabang-cabangnya, " jelas Rahbar
    Di antara kemuliaan orang yang bertakwa adalah menyelesaikan perselisihan dan problema masyarakat. Dalam doa Makarimul Akhlak, Imam Ali Zainal Abidin as mengatakan, "Mengungkap kebenaran dan menyembunyikan perbuatan tabu atau aib." Yang dimaksud dengan kalimat doa tersebut adalah orang-orang yang bertakwa menyebar kebaikan orang lain dan menyembunyikan perbuatan jelek orang lain.
    "Sebarkankan aspek-aspek positif orang lain. Ketika menemukan perbuatan baik pada seseorang, sebarkanlah dan sampaikanlah. Sebaliknya, jika menemukan perbuatan negatif pada seseorang, jangan sebarkan dan tutupilah. Menyembunyikan perbuatan negatif bukan berarti tidak melakukan amar makruf dan nahi munkar. Sebab, ketika seseorang mempunyai masalah dalam pekerjaannya, ia harus dikritik dan diingatkan. Namun mengombar masalah negatif bukanlah maslahat," jelas Rahbar di hadapan para pejabat Iran.
    Lebih lanjut Ayatollah Al Udzma Ali Khamenei mengatakan, " Allah Swt mewajibkan puasa sehingga kita memahami takwa. Ini semua adalah di antara masalah takwa."
    Doa Makarimul Akhlak sangatlah penting untuk menghantarkan manusia ke arah kesempurnaan. Sebab, Rasululullah Saw bersabda, "Saya diutus untuk menyempurnakan akhlak. Bahkan dapat dikatakan bahwa makarimul akhlak lebih sempurna dari hanya sekedar berperangai baik. Kemudian Rasulullah Saw menjelaskan keutamaan makarimul akhlak. Di antara aplikasi makarimul akhlak adalah memaafkan orang yang menzaliminya, membantu orang yang tak membantunya, menjalin silaturahimi dengan orang yang memutusnya, menjenguk orang yang tak pernah menjenguknya.
    Meski bulan Ramadhan itu sebentar, namun penuh dengan kebaikan dan hikmah. Sangatlah beruntung bagi orang-orang yang sempat membaca AlQuran, doa-doa saat berbuka dan sahur, serta sekaligus merenungkan apa yang dibacanya. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang beruntung di bulan yang penuh berkah ini. Amin.